Kucari di mana
Kau letak hatimu
Kerna bersamaku ada penawar nya
Hanya kepadamu tempat ku mengadu
Usah kau berpaling dan terus membisu
Sememangnya lidah
Tiada bertulang
Namun itu bukan alasan berdiam
Percintaan ini, kita memilih nya
Kesilapan hanya suatu perbandingan
1
Kekasih...
Cintaku ibarat rimba
Andainya dibakar
Tinggallah debuan arang
Siramlah dengan kata-kata saktimu
Semoga asmara berbunga ke akhir nanti
Bagiku engkau...permata hidupku
Inilah ujian buat kita
2
Berjanjilah... kan setia kekasih padaku
Kita bercinta hingga ke pintu syurga
Sinarilah asmara di mata dan di jiwa
Hidupkan cahaya cinta selamanya
Ulang 1 2
Sunday, July 18, 2010
Ziana Zain Syurga Di Hati Kita
Ziana Zain & Dayang Nurfaizah Pusaka Rimba
Tiada kedinginan embun melingkari
Ayunan daun di sini
Mentari bersembunyi kabut mengaburi
Rentak dunia berlari
Kota berdiri, megah diselimuti
Cita menjauhi bumi
Suara berlagu merintih nasibku
Lemah dayaku merindu
( korus )
Kemana kan ku bawa sisa kehijauan
Semakin kerdil di bayang kemewahan
Manusia menyahut panggilan kemajuan
Mereka lupa pusaka rimba
Semakin ku cuba menghampiri bahagia
Ribut meruntuhi cinta
Harapan yang agung mengubati sendu
Pusaka rimba duniaku
( ulang korus )
Harapan yang agung mengubati sendu
Pusaka rimba duniaku
Ayunan daun di sini
Mentari bersembunyi kabut mengaburi
Rentak dunia berlari
Kota berdiri, megah diselimuti
Cita menjauhi bumi
Suara berlagu merintih nasibku
Lemah dayaku merindu
( korus )
Kemana kan ku bawa sisa kehijauan
Semakin kerdil di bayang kemewahan
Manusia menyahut panggilan kemajuan
Mereka lupa pusaka rimba
Semakin ku cuba menghampiri bahagia
Ribut meruntuhi cinta
Harapan yang agung mengubati sendu
Pusaka rimba duniaku
( ulang korus )
Harapan yang agung mengubati sendu
Pusaka rimba duniaku
Ziana Zain (Adnan Abu Hassan / Hani MJ) Puncak Kasih
Dalam air... tenang
Arus menyusur... damai
Sesekali embun yang menitis... memecah
Di mana percikkannya di mata
Lalu kusentuh
Basahnya kejernihan
Dalam hati... sunyi
Bagai hening pagi
Tiada beza lagi kedukaan ini
Andai nilai setia... tiada
Bagaimana pula nantinya
Di dalam istana
(korus)
Retak kasih ini
Berlimpahan rona luka
Telah pun kita simpan
Tak sedikit sejarah percintaan
Puncak kasih kita
Rendangnya oh... seketika
Bagai cerita...
Satu mimpi episod cinta
Terpaksa aku redha
Walaupun dalam nyata
Kau merisik... tanpa
Tidak ku percaya
Dalam air... tenang
Hati melawan... sunyi
Tiada beza lagi... kedukaan ini
Andai nilai setia... tiada
Bagaimana pula nantinya
Di dalam istana serikan warnanya
Hebatkah cinta
Arus menyusur... damai
Sesekali embun yang menitis... memecah
Di mana percikkannya di mata
Lalu kusentuh
Basahnya kejernihan
Dalam hati... sunyi
Bagai hening pagi
Tiada beza lagi kedukaan ini
Andai nilai setia... tiada
Bagaimana pula nantinya
Di dalam istana
(korus)
Retak kasih ini
Berlimpahan rona luka
Telah pun kita simpan
Tak sedikit sejarah percintaan
Puncak kasih kita
Rendangnya oh... seketika
Bagai cerita...
Satu mimpi episod cinta
Terpaksa aku redha
Walaupun dalam nyata
Kau merisik... tanpa
Tidak ku percaya
Dalam air... tenang
Hati melawan... sunyi
Tiada beza lagi... kedukaan ini
Andai nilai setia... tiada
Bagaimana pula nantinya
Di dalam istana serikan warnanya
Hebatkah cinta
Ziana Zain Perjuangan
Ketika kau lena
Dibuai mimpi-mimpi yang indah
Dikala itu
Aku beredar dengan harapan
Jika kau tahu
Langkah ku atur ada tujuan
Menabur budi menyimpan hasrat
Dalam genggaman
Tidak kecundang
Jika bekalkan pasti
Perjuangan aku lalui
Menanti (yang pasti)
Tidakkan luntur
Ia membara di dalam jiwa
Tidakkan pudar
Bagaikan dian terus membara
Kadangkala rindu
Datang menghampiriku
Ku tabahkan keyakinan untukmu
Perjuangan diteruskan
Meniti masa
Keyakinan dalam jiwa
Terus bergema
Akan ku buktikan
Segala pengorbanan
Dalam perjalanan
Ke puncak menara
Untukmu
Dibuai mimpi-mimpi yang indah
Dikala itu
Aku beredar dengan harapan
Jika kau tahu
Langkah ku atur ada tujuan
Menabur budi menyimpan hasrat
Dalam genggaman
Tidak kecundang
Jika bekalkan pasti
Perjuangan aku lalui
Menanti (yang pasti)
Tidakkan luntur
Ia membara di dalam jiwa
Tidakkan pudar
Bagaikan dian terus membara
Kadangkala rindu
Datang menghampiriku
Ku tabahkan keyakinan untukmu
Perjuangan diteruskan
Meniti masa
Keyakinan dalam jiwa
Terus bergema
Akan ku buktikan
Segala pengorbanan
Dalam perjalanan
Ke puncak menara
Untukmu
Ziana Zain Penawar Semalu
Terbuka kelopak walau tiada harum
Namun tetap berseri
Dalam taman larangan tersendiri
Tersentuh jejari dalam asyik berjaga
Tidak disangka berduri
Bisa telus menyentuh ke hati
Lukaku berdarah sebelum sampai waktunya
1
Mengalir ke lurah asing nan berliku
Dan merempuh tebing kasih
Selama ini gagah bertahan
Menghakis seguning rindu yang teguh
Dihanyut arus rapuh untuk kuberpaut
Di mana kutemui penawar ini
Mengharap lagi
Terbukalah kembali... mekar semula
Ulang 1
Setangkai semalu malu bila kusentuh
Namun kan berseri
Dalam taman larangan tersendiri
Usah disentuh lagi...
Namun tetap berseri
Dalam taman larangan tersendiri
Tersentuh jejari dalam asyik berjaga
Tidak disangka berduri
Bisa telus menyentuh ke hati
Lukaku berdarah sebelum sampai waktunya
1
Mengalir ke lurah asing nan berliku
Dan merempuh tebing kasih
Selama ini gagah bertahan
Menghakis seguning rindu yang teguh
Dihanyut arus rapuh untuk kuberpaut
Di mana kutemui penawar ini
Mengharap lagi
Terbukalah kembali... mekar semula
Ulang 1
Setangkai semalu malu bila kusentuh
Namun kan berseri
Dalam taman larangan tersendiri
Usah disentuh lagi...
Ziana Zain (Azmeer) Menadah Gerimis
Bagaikan terdengarnya suara
Menghakis mengikis naluri
Mengeruhkan jernih suasana
Dan meretak harapan
( 1 )
Tiada erti aku merindu
Jika kau tak ingin bertemu
Apa gunanya bercinta di dalam kepura-puraan
Yang lafaz cinta hanya di bibir
Namun diri tak seringnya hadir
Di saat engkau diperlukan aku hampa
Usah dikelirukan cinta
Yang terkusut jiwa merana
Jangan dengan separuh hati
Diri ini kau cintai
Usahlah renung hanya di mata
Benamkanlah ke dasar hati
Renunganmu telusnya pasti
Berarash ke syurga cinta
Menanti kunjungan hampir pasti
Mengharap titis embun pagi
Dan bagai menadah gerimis
Yang masih pulang pergi
( ulang dari 1 )
Menghakis mengikis naluri
Mengeruhkan jernih suasana
Dan meretak harapan
( 1 )
Tiada erti aku merindu
Jika kau tak ingin bertemu
Apa gunanya bercinta di dalam kepura-puraan
Yang lafaz cinta hanya di bibir
Namun diri tak seringnya hadir
Di saat engkau diperlukan aku hampa
Usah dikelirukan cinta
Yang terkusut jiwa merana
Jangan dengan separuh hati
Diri ini kau cintai
Usahlah renung hanya di mata
Benamkanlah ke dasar hati
Renunganmu telusnya pasti
Berarash ke syurga cinta
Menanti kunjungan hampir pasti
Mengharap titis embun pagi
Dan bagai menadah gerimis
Yang masih pulang pergi
( ulang dari 1 )
Ziana Zain (Saari Amri) Madah Berhelah
Di dalam sendu yang teramat
Ku lihat senja yang berlabuh
Dan malam yang melepas layar
Kaku aku di sini
Bersama harapan terbakar
Siapa di antara kita
Yang dulu memula sengketa
Pastinya diriku bagimu
Yang engkau anggap punca
Biarpun ketara engkau Yang mula...
Bukan sekali kau suarakan
Kebimbangan pada cintaku
Kau tak mampu
Bersendirian tanpaku
Itu semua lembut lidah
Manis madah penuh helah
Yang pastinya...
Aku adalah sandaran...
Bagai hilang semangat diri
Keyakinanku...terlebur kini
Sesungguhnya kau ku sanjung tinggi
Bererti hanya kau di hati
Sayangnya kejernihan cinta
Yang mencermin setia
Kau keruhkan warnanya...
Kau keruhkan warnanya...
Ku lihat senja yang berlabuh
Dan malam yang melepas layar
Kaku aku di sini
Bersama harapan terbakar
Siapa di antara kita
Yang dulu memula sengketa
Pastinya diriku bagimu
Yang engkau anggap punca
Biarpun ketara engkau Yang mula...
Bukan sekali kau suarakan
Kebimbangan pada cintaku
Kau tak mampu
Bersendirian tanpaku
Itu semua lembut lidah
Manis madah penuh helah
Yang pastinya...
Aku adalah sandaran...
Bagai hilang semangat diri
Keyakinanku...terlebur kini
Sesungguhnya kau ku sanjung tinggi
Bererti hanya kau di hati
Sayangnya kejernihan cinta
Yang mencermin setia
Kau keruhkan warnanya...
Kau keruhkan warnanya...
Ziana Zain Lara
( verse 1 )
Bergema irama pilu
Bila terkenangkan mu sendu menyulam rindu
( verse 2 )
Di mana kan kucari bahagia
Lara berlabuh lama sejak kau tiada
( bridge )
Walau sedetik kau pergi
Kembara sepi
Kujelajahi duka ini
Tiada suria lagi
( korus )
Kelamlah dunia
Kau semilir senja
Kembali bermaya kesuraman lara
Jalinan asmara
Belaian jiwa
Kucuba jua, tak daya kutemukan
lembayung cintaku rela lara
Sebening lara meniti hari
Kanku terus mencari mahkota kasih
( ulang bridge & korus )(Ad lib)
Bergema irama pilu
Bila terkenangkan mu sendu menyulam rindu
( verse 2 )
Di mana kan kucari bahagia
Lara berlabuh lama sejak kau tiada
( bridge )
Walau sedetik kau pergi
Kembara sepi
Kujelajahi duka ini
Tiada suria lagi
( korus )
Kelamlah dunia
Kau semilir senja
Kembali bermaya kesuraman lara
Jalinan asmara
Belaian jiwa
Kucuba jua, tak daya kutemukan
lembayung cintaku rela lara
Sebening lara meniti hari
Kanku terus mencari mahkota kasih
( ulang bridge & korus )(Ad lib)
Ziana Zain (Johari Teh) Korban Cinta
Dugaan meresahi
Diriku kini
Gelora fikiran meronta
Cari yang pasti
Antara kita
Ada sinar cinta yang resah
Kurasai demi keranamu kasih
Kasih padamu
Mengalir dalam diriku
serupa dengan dirimu
Ia membara
Membakar jiwa
Relaku korbankan cinta
Agar dikau capai bahagia
Pada dirimu
Ada diriku
Walaupun cinta terluka
Kupendam segalanya
Demi untuk dirimu
Ku berserah
Antara kita
Tersimpan naluri berbeza
Telah mekar
Dibelai dibawah
Rumpun serupa
Untukmu kukorbankan segalanya
Agar kau tiada curiga
Merintang Kasih
Padamu jua kukorbankan cinta
Diriku kini
Gelora fikiran meronta
Cari yang pasti
Antara kita
Ada sinar cinta yang resah
Kurasai demi keranamu kasih
Kasih padamu
Mengalir dalam diriku
serupa dengan dirimu
Ia membara
Membakar jiwa
Relaku korbankan cinta
Agar dikau capai bahagia
Pada dirimu
Ada diriku
Walaupun cinta terluka
Kupendam segalanya
Demi untuk dirimu
Ku berserah
Antara kita
Tersimpan naluri berbeza
Telah mekar
Dibelai dibawah
Rumpun serupa
Untukmu kukorbankan segalanya
Agar kau tiada curiga
Merintang Kasih
Padamu jua kukorbankan cinta
Ziana Zain Kesuma Hati
Sejenak terlintas seakan jelas
Kerna masih ku terasa... kehadiran
Biarpun terkadang kenyataan
Adalah satu kemestian... perjalanan
Tak manis berdendam memusnah rasa
Kelak kan berkecai jua, segala rasa cinta
Takkan kering madu
Yang disimbah hujan
Yang dibakar suria
Menyentuh di jiwa
( korus )
Terangilah kesuma hati
Didalam gelap tidak tercari
Memberi hadiah... seberkas cinta yang tulus... suci
Sinarilah pujaan hati
Kedalam tasik indah berseri
Sehingga kabus pagi
Berarak dengan tenang... ke taman firdausi
Warna-warna kembalikan seri kemanisan
Hilang harapan (musnah) seandai...
Sinarnya menghilang
Oh datanglah cinta ini dalam seru dalam hati
Penyeri ku hanya rindu
Hadir... disepanjang waktu...
( ulang dari korus )
Sejenak terbayang kesuma hati
Ku seru hadir kembali
Sekali lagi tidak kan berhenti
Penantian selama ini
Kerna masih ku terasa
Hadir... di sepanjang waktu...
Kerna masih ku terasa... kehadiran
Biarpun terkadang kenyataan
Adalah satu kemestian... perjalanan
Tak manis berdendam memusnah rasa
Kelak kan berkecai jua, segala rasa cinta
Takkan kering madu
Yang disimbah hujan
Yang dibakar suria
Menyentuh di jiwa
( korus )
Terangilah kesuma hati
Didalam gelap tidak tercari
Memberi hadiah... seberkas cinta yang tulus... suci
Sinarilah pujaan hati
Kedalam tasik indah berseri
Sehingga kabus pagi
Berarak dengan tenang... ke taman firdausi
Warna-warna kembalikan seri kemanisan
Hilang harapan (musnah) seandai...
Sinarnya menghilang
Oh datanglah cinta ini dalam seru dalam hati
Penyeri ku hanya rindu
Hadir... disepanjang waktu...
( ulang dari korus )
Sejenak terbayang kesuma hati
Ku seru hadir kembali
Sekali lagi tidak kan berhenti
Penantian selama ini
Kerna masih ku terasa
Hadir... di sepanjang waktu...
Ziana Zain (Saari Amri / Lukhman S) Kemelut Di Muara Kasih
Seandainya dapat kau selam
Sambil mentafsir tasik hatiku
Cuma tenang di permukaan
Dan di dasarnya bergelora
Persoalan demi persoalan
Membelenggu akal dan fikiran
Tidak ku temu jawapan
Seandainya dapat ku lari
Jauh ku pergi membawa diri
Sebenarnya langkah terkunci
Antara kasih dan juga budi
Mengapa kau jua yang kurindu
Walau sudah ku tahu
Payah bersatu
Hidup denganmu
Engkau sungguh jujur dan ikhlas terhadapku
Tak pernah walau dalam sekali pun
Kau pinta ku membalas
Semuanya itu lambang kesetiaan mu
Bukannya mengaburi mata ini
Atau sebaliknya
Kita bagaikan pertaruhan
Pada yang menyaksikan
Jauh manakah kita bertahan
Jika ku tersilap
Pastinya di pandang hina
Terlalu banyak sungguh halangan
Terpaksa ku terjah
Aku pun tidak tahu
Apa yang ingin Tuhan tunjukkan
Adakah ini dugaannya
Hanyalah sekadar untuk menguji setiamu
Seandainya hajat tak sampai
Tanah dan badan pasti berkecai
Terkubur harapan di liang cinta
Kasih ini kita semadikan
Sambil mentafsir tasik hatiku
Cuma tenang di permukaan
Dan di dasarnya bergelora
Persoalan demi persoalan
Membelenggu akal dan fikiran
Tidak ku temu jawapan
Seandainya dapat ku lari
Jauh ku pergi membawa diri
Sebenarnya langkah terkunci
Antara kasih dan juga budi
Mengapa kau jua yang kurindu
Walau sudah ku tahu
Payah bersatu
Hidup denganmu
Engkau sungguh jujur dan ikhlas terhadapku
Tak pernah walau dalam sekali pun
Kau pinta ku membalas
Semuanya itu lambang kesetiaan mu
Bukannya mengaburi mata ini
Atau sebaliknya
Kita bagaikan pertaruhan
Pada yang menyaksikan
Jauh manakah kita bertahan
Jika ku tersilap
Pastinya di pandang hina
Terlalu banyak sungguh halangan
Terpaksa ku terjah
Aku pun tidak tahu
Apa yang ingin Tuhan tunjukkan
Adakah ini dugaannya
Hanyalah sekadar untuk menguji setiamu
Seandainya hajat tak sampai
Tanah dan badan pasti berkecai
Terkubur harapan di liang cinta
Kasih ini kita semadikan
Ziana Zain (Ajib / Rosli Ali) Kekalkan Warisan
Dunia kita pada hari ini
Tak seperti dulu lagi
Dulu sunyi kini ngeri
Ada sahaja tragedi
Awan, terus mendung
Bumi kian murung
Entah mengapa kini
Dilanda gerhana lagi
( 2 )
Kebakaran kian berterusan
Wajah alam semakin kelam
Hidup sungguh menyeksakan
Hidup di dalam keganasan
Hilanglah warisan
Pada siapa kita persalahkan (2X)
( 3 )
Cuba kita fikirkan
Cuba kita betulkan
Masa terus berjalan
Jangan kita biarkan (2X)
Bumi kita
Kian menjadi gersang
Kesuburan
Bumi kian mengilang
Gunung tinggi
Kini diperendahkan
Dijadikannya
Tapak perumahan
Kemana perginya meranti
Yang tegak berdiri tinggi
Apakah dijual beli
Ataupun telah dicuri
Pada siapa harus
Kita persalahkan
Cuba kita fikirkan
Cuba kita betulkan
Pada siapa harus
Kita persalahkan
Tak seperti dulu lagi
Dulu sunyi kini ngeri
Ada sahaja tragedi
Awan, terus mendung
Bumi kian murung
Entah mengapa kini
Dilanda gerhana lagi
( 2 )
Kebakaran kian berterusan
Wajah alam semakin kelam
Hidup sungguh menyeksakan
Hidup di dalam keganasan
Hilanglah warisan
Pada siapa kita persalahkan (2X)
( 3 )
Cuba kita fikirkan
Cuba kita betulkan
Masa terus berjalan
Jangan kita biarkan (2X)
Bumi kita
Kian menjadi gersang
Kesuburan
Bumi kian mengilang
Gunung tinggi
Kini diperendahkan
Dijadikannya
Tapak perumahan
Kemana perginya meranti
Yang tegak berdiri tinggi
Apakah dijual beli
Ataupun telah dicuri
Pada siapa harus
Kita persalahkan
Cuba kita fikirkan
Cuba kita betulkan
Pada siapa harus
Kita persalahkan
Subscribe to:
Posts (Atom)