Thursday, January 31, 2019

English Untukmu





















Kisahku Untukmu

KISAH PUNCH KAD MERAH.

"Awak dah tiga kali lewat bulan ini. Bulan depan saya tukarkan punch kad awak warna lain. Menandakan kehadiran awak dah tiga kali lewat!"

Keras seorang guru besar memarahi guru ini. Guru ini hanya menunduk dan mengangguk sahaja dengan redha. Ya, dia terlambat 3 kali dan itu termaktub dalam peraturan. Dia akur tanpa bantahan.

Dalam mesyuarat, hal ini dibangkit dan mana-mana guru yang bertukar warna kad disindir-sindir dan diperli. Tidak komitmen dan tidak berdisiplin kata GB tegas ini.

Masa berlalu. Teraju bertukar tangan. Diganti oleh GB lain yang tegas juga dalam bicara dan kata-kata. Namun bila berdepan, bila hadap berdua GB baru ini sangat santun dan berlemah lembut. Nasihat yang baik diberi, bukan ugutan atau sindiran kasar.

Beberapa bulan kemudian, sekali lagi punch kad guru ini berwarna merah. Empat kali dalam sebulan. Dia dah redha jika kad bertukar warna bulan depan.

Bulan seterusnya, kad dia masih warna yang sama. Seolahnya dia tidak lewat melebihi tiga kali. Maka diberanikan diri bertanya pada GB baru.

"Puan. Bulan lepas saya lewat lagi empat kali. Kenapa punch kad saya tidak 'diturunkan darjat' menandakan saya pernah lewat?"

GB itu tersenyum. Diarahkan kerani mengambil punch kad cikgu ini. Lantas ditunjuk dan berkata,

"Cikgu. Cikgu lihat punch kad cikgu. Benarlah ada merah empat kali menandakan lewat dari sepatutnya. Lihat merah yang pertama, masanya 7:21 minit.

Hanya lewat satu minit sahaja. Lagi pun masa itu kelas belum bermula. Kelas kan bermula jam 7:30 pagi. Begitu juga tiga lagi kelewatan cikgu. Semuanya tidak lebih dari 7:30. Maka saya maafkan.

Lagi pun pagi-pagi jalan depan sekolah memang jem. Cikgu pula turunkan anak dulu di pra sekolah. Saya percaya sebenarnya cikgu dah berada dalam kawasan sekolah sebelum jam 7:15 pagi lagi kan?"

Sambil tersenyum GB itu memberi penjelasan. Cikgu ini mengangguk-angguk tanda faham. Terharu dia dapat pentadbir yang memahami, bukan yang jenis mencari salah.

"Puan. Terima kasih banyak atas pertimbangan puan. Benar apa yang puan cakap. Saya berada dalam kawasan sekolah kadangkala lebih awal, namun untuk punch kad itu memakan masa atas pelbagai faktor."

GB itu tersenyum lantas menyambung,

"Adalah kejam bagi saya menghukum guru-guru dibawah saya hanya sekadar warna merah 3-4 kali ini.

Cuba awak perhati waktu awak pulang kat punch kad ini. Awak layak pulang seawal jam 1:00 petang. Namun hampir setiap hari awak berkorban masa demi sekolah dan anak-anak didik sampai jam 2-3 petang.

Lewat satu minit diganti dengan tambahan 2-3 jam setiap hari adalah sesuatu yang mengagumkan saya. Cikgu tidak pernah membangkitkan pengorbanan cikgu berada lebih masa di sekolah.

Apa perlu saya bangkitkan kelewatan satu minit atas faktor teknikal? Saya belum sezalim itu cikgu. Itu bukan cara saya mentadbir sekolah. Terus beri yang terbaik cikgu ya!"

Guru ini merasa sangat dihargai. Dia merasa sangat senang dengan pentadbir yang bertolak ansur dan pandai mengenang budi.

Setiap langkah ke sekolah di hari mendatang dia hayun dengan semangat yang lebih membara. Setiap program sekolah dia cuba jayakan sebaik mungkin.

Benarlah, seorang pemimpin yang baik tidak hanya pandai mencari salah.

Pemimpin yang baik tidak hanya tahu bertegas dan marah-marah.

Pemimpin yang baik tidak membuatkan anak buah mereka bekerja keras dengan ugutan dan paksaan.

Sebaliknya pemimpin yang hebat mampu memenangi hati anak-anak buahnya sehingga mereka seronok bekerja bersama.

Sehingga anak-anak buahnya melakukan segalanya bukan kerana paksaan atau ugutan. Tapi dengan kerelaan dan rasa hormat yang menebal pada pemimpin yang pandai menjaga hati ini.

Kisah ini kisah benar yang aku dengar sendiri dari seorang sahabat guru. Mana yang baik sama-sama kita ikuti.

Begitulah.

Tuesday, January 29, 2019

Itulah Sahabatku

That's What Friends Are For

And I never thought I'd feel this way
And as far as I'm concerned
I'm glad I got the chance to say
That I do believe, I love you
And if I should ever go away
Well, then close your eyes and try
To feel the way we do today
And then if you can remember
Keep smiling, keep shining
Knowing you can always count on me, for sure
That's what friends are for
For good times and bad times
I'll be on your side forever more
That's what friends are for
Well, you came in loving me
And now there's so much more I see
And so by the way
I thank you
Oh and then for the times when we're apart
Well, then close your eyes and know
The words are coming from my heart
And then if you can remember
Keep smiling and keep shining
Knowing you can always count on me, for sure
That's what friends are for
In good times and bad times
I'll be on your side forever more
That's what friends are for
Keep smiling, keep shining
Knowing you can always count on me, for sure
That's what friends are for
For good times and bad times
I'll be on your side forever more
That's what friends are for
Keep smiling, keep shining
Knowing you can always count on me, for sure
Cause I tell you, that's what friends are for
Whoa, good times and the bad times
I'll be on your side forever more
That's what friends are for
Songwriters: Burt F Bacharach / Carole Bayer Sager
That's What Friends Are For lyrics © Warner/Chappell Music, Inc







Monday, January 28, 2019

Mutiaraku Untukmu


1. “Tujuan daripada Kehidupan Adalah Kebahagiaan.” (Dalai Lama)



2.”Hiduplah Seolah-olah Kamu Akan Mati Besok. Belajarlah Seolah-olah kumu Akan Hidup Selamanya.” (Mahatma Gandhi)



3. “Waktu Tidak Berpihak Pada Siapapun. Tapi Waktu Dapat Menjadi Sahabat Bagi Mereka Yang Memegang Dan Memperlakukannya Dengan Baik.” (Winston Churchill)



4.”Aku Tidak Punya Aturan. Aku hanya Berusaha Melakukan Yang Terbaik, Setiap Saat Dan Setiap Hari.” (Abraham Lincoln)



5. “Perubahan Tidak Akan Pernah Terjadi Jika Kita Terus Menunggu Waktu Atau orang Yang Tepat. Kita Adalah Perubahan Itu Sendiri. “( Barack Obama)





6. “Pengetahuan Adalah Senjata Yang Paling Hebat Untuk Mengubah Dunia.” (Nelson Mandela)




7. “Kegagalan Adalah Batu Loncatan Menuju Kesuksesan.” (Oprah Winfrey)




8. “Kesuksesan Bukan tentang Seberapa Banyak Uang Yang Kamu Hasilkan, tapi Seberapa Besar Kamu Bisa Membawa Perubahan Untuk Hidup Orang Lain.” (Michelle Obama)



9. “Jangan Pernah Menyerah, Karena Ada Tempat Dan Saat Dimana Ombak Paling Tinggi Sekalipun Akan Berbalik Arah.” (Harriet Beecher Stowe)




10. “Upah Terbesar dari Suatu Pekerjaan Adalah Kesempatan Untuk Melakukan Lebih Banyak Hal.” (Jonas Salk)




11. “Kita Tidak Bisa Membantu Semua Orang. Tapi Jika Kita Semua Bersatu, Kita Bisa Membantu Seseorang.” (Ronald Reagan)



12. “Semua Mimpimu Akan Terwujud Asalkan Kamu Punya Keberanian Untuk Mengejarnya.” (Walt Disney)



13. “Jangan Hanya Sibuk Menghitung Hari, Tapi Buatlah Hari-Hari Itu Menjadi Bermakna.” (Muhammad Ali)




14. “Asalkan Kamu Percaya, Semua Bisa Terjadi.” (Christopher Reeve)




15. “Keberanian Bukan Berarti Tidak Memiliki Rasa Takut, Tetapi Keputusan Untuk Melakukan Hal Lain Yang Lebih Penting Dari Rasa Takut.” (Ambrosse Redmoon)





























Sunday, January 27, 2019

INGATANKU BUATMI

Kehidupan ini


*WS RENDRA*
_Kelahiran_
_SURAKARTA  1935._
_Meninggal di_
_DEPOK  2009._   

_Puisi terakhir WS Rendra_
_di buat sesaat sebelum_
_dia wafat._

_*Hidup   itu   seperti*_
*UAP,*   _*yang   sebentar*_
_*saja   kelihatan,*_
_*lalu   lenyap !!*_
_*Ketika   Orang   memuji*_
*MILIKKU,*
_*aku   berkata   bahwa*_
_*ini*_   *HANYA   TITIPAN*
_*saja.*_


Bahwa mobilku
_adalah   titipan-NYA,_
Bahwa rumahku
_adalah   titipan-NYA,_
Bahwa hartaku
_adalah   titipan-NYA,_
Bahwa putra-putriku
_hanyalah   titipan-NYA . . ._

Tapi mengapa

aku tidak pernah
bertanya,
*MENGAPA  DIA*
menitipkannya
kepadaku?
*UNTUK  APA  DIA*
menitipkan
semuanya kepadaku.

Dan kalau bukan
milikku,
apa yang
seharusnya aku
lakukan untuk
milik-NYA ini?
Mengapa hatiku
justru terasa berat,
ketika titipan itu
diminta kembali
oleh-NYA?

Malahan ketika
diminta kembali,
_kusebut  itu_   *MUSIBAH,*
_kusebut  itu_   *UJIAN,*
_kusebut  itu_   *PETAKA,*
_kusebut  itu  apa  saja . . ._
Untuk melukiskan,
bahwa semua itu
adalah
 *DERITA . . .*

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan
yang cocok

dengan
*KEBUTUHAN  DUNIAWI,*
_Aku  ingin  lebih  banyak_
*HARTA,*
_Aku  ingin  lebih  banyak_
*MOBIL,*
_Aku  ingin  lebih  banyak_
*RUMAH,*
_Aku  ingin  lebih  banyak_
*POPULARITAS,*

_Dan  kutolak_  *SAKIT*,
_Kutolak_  *KEMISKINAN,*
Seolah semua
*DERITA*
adalah
hukuman bagiku.

Seolah
 *KEADILAN*
dan
 *KASIH-NYA,*
harus berjalan
seperti
penyelesaian
matematika dan
sesuai dengan
kehendakku.


Aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah
derita itu menjauh
dariku.
Dan nikmat dunia
seharusnya kerap
menghampiriku...

Betapa curangnya
aku, Kuperlakukan
*DIA*
seolah
_Mitra   Dagang  ku_
dan bukan sebagai
*Kekasih !*

Kuminta
 *DIA*
_membalas_
_perlakuan  baikku_
dan menolak
keputusan-NYA
yang tidak sesuai
dengan keinginanku..

Padahal setiap
hari kuucapkan,
_*Hidup   dan   Matiku,*_
_*Hanyalah   untuk-MU*_

Mulai hari ini,
ajari aku agar
menjadi pribadi
yang selalu
bersyukur dalam
setiap keadaan
dan menjadi
bijaksana, mau
menuruti
kehendakMU saja ya
*ALLAH . . .*

Sebab aku yakin...
*ENGKAU*
akan memberikan
anugerah dalam
hidupku...
*KEHENDAKMU*
adalah yang

ter
*BAIK*
bagiku...

Ketika aku ingin
hidup
 *KAYA,*
aku lupa,
bahwa
 *HIDUP*
itu sendiri
adalah sebuah
*KEKAYAAN.*

Ketika aku berat
utk
 *MEMBERI,*
aku lupa,
bahwa
 *SEMUA*
yang aku miliki
juga adalah
*PEMBERIAN.*

Ketika aku ingin
jadi yang
*TERKUAT,*
....aku lupa,
bahwa dalam
*KELEMAHAN,*
Tuhan memberikan
aku
 *KEKUATAN.*

Ketika aku takut
*Rugi,*
Aku lupa, bahwa
*HIDUPKU*
adalah sebuah
*KEBERUNTUNGAN,*
kerana
 *AnugerahNYA.*

Ternyata hidup ini
sangat indah,
ketika kita selalu
*BERSYUKUR*
kepada
 *NYA*

Bukan karena hari
ini
 *INDAH*
kita
 *BAHAGIA.*
Tetapi karena kita
*BAHAGIA,*
maka hari ini
menjadi
 *INDAH.*

Bukan karena tak
ada
 *RINTANGAN*
kita menjadi
*OPTIMIS*.
Tetapi karena kita
optimis,
*RINTANGAN*
akan menjadi tak
terasa.

Bukan karena
 *MUDAH*
kita
 *YAKIN  BISA.*
Tetapi karena kita
*YAKIN  BISA . . !*
semuanya menjadi
*MUDAH.*

Bukan karena
semua
 *BAIK*
kita
 *TERSENYUM.*
Tetapi karena kita
*TERSENYUM,*
maka semua menjadi

*BAIK,*

Tak ada hari yang
*MENYULITKAN*
kita, kecuali kita
*SENDIRI*
yang membuat
*SULIT.*

Bila kita tidak
dapat menjadi
*Jalan  Besar,*
cukuplah menjadi
*JALAN  SETAPAK*
yang dapat dilalui
orang,

`Bila
 kita tidak
dapat menjadi
*Matahari,*
cukuplah menjadi
*LENTERA*
yang dapat menerangi
sekitar kita,


Bila kita tidak
dapat berbuat
sesuatu untuk
seseorang, maka
*BERDOALAH*
untuk kebaikan.`




Related Posts with Thumbnails