Tika mentari pagi mula menyinar
Dan burung-burung berkicauan penuh riang
Ikan-ikan berenang kegembiraan
Aku terbaca satu bait-bait puisi
Yang tercatat dalam sebuah risalah lama
Dari seorang insan bergelar isteri
Buat suami dan anak-anak yang tercinta
"Inilah wasiatku buat suamiku dan anak-anakku yang dikasihi
Semoga ia dapat mengingatkan kita betapa hidup ini
Adalah sementara dan pemergianku ini adalah satu perjalanan
Dari dunia yang sementara kepada satu dunia
Yang lebih baik dan kekal abadi..."
Pesanan ini membuatku penuh insaf
Airmata bercucuran membasahi pipiku
Bahawa kita semua akan berpisah
Dari isteri atau suami dan anak-anak yang tercinta
Siapa dulu yang dapat menemui TuhanNya
Siapa pula yang akan mendapat giliran seterusnya
Adakah itu satu perjalanan menuju nikmat
Atau pula jalan menuju azab siksa?
Pada suami yang mungkin sudah terlupa
Pandanglah wajah isterimu dengan penuh kasih sayang
Ucaplah kata-kata yang dapat menggembirakan
Kerna nanti sampai saat engkau tidak dapat lagi berbuat demikian
Tika engkau hanya dapat membisikkan doa dan surah al-Fatihah
Di atas hamparan kuburan yang masih merah
Waktu itu engkau akan mengetahui
Bahawa teman mu yang paling setia telah pergi
Buat selama-lamanya
Tidak akan ada pengganti yang semisalnya
Hanya kenangan dalam lipatan penuh indah
Yang belum tentu akan dapat mengubati luka hatimu
Oleh itu wahai temanku
Ingatlah pesananku ini
Damaikanlah hati isterimu
Dengan wajahmu yang penuh ceria
Agar nanti engkau tidak menyesal
Membiar waktu dan peluang keemasan
Yang dipinjam Allah buat kita semua
No comments:
Post a Comment