Thursday, July 15, 2010

Wasiat untuk suami

Tika mentari pagi mula menyinar

Dan burung-burung berkicauan penuh riang

Ikan-ikan berenang kegembiraan

Aku terbaca satu bait-bait puisi

Yang tercatat dalam sebuah risalah lama

Dari seorang insan bergelar isteri

Buat suami dan anak-anak yang tercinta



"Inilah wasiatku buat suamiku dan anak-anakku yang dikasihi

Semoga ia dapat mengingatkan kita betapa hidup ini

Adalah sementara dan pemergianku ini adalah satu perjalanan

Dari dunia yang sementara kepada satu dunia

Yang lebih baik dan kekal abadi..."



Pesanan ini membuatku penuh insaf

Airmata bercucuran membasahi pipiku

Bahawa kita semua akan berpisah

Dari isteri atau suami dan anak-anak yang tercinta

Siapa dulu yang dapat menemui TuhanNya

Siapa pula yang akan mendapat giliran seterusnya

Adakah itu satu perjalanan menuju nikmat

Atau pula jalan menuju azab siksa?



Pada suami yang mungkin sudah terlupa

Pandanglah wajah isterimu dengan penuh kasih sayang

Ucaplah kata-kata yang dapat menggembirakan

Kerna nanti sampai saat engkau tidak dapat lagi berbuat demikian

Tika engkau hanya dapat membisikkan doa dan surah al-Fatihah

Di atas hamparan kuburan yang masih merah



Waktu itu engkau akan mengetahui

Bahawa teman mu yang paling setia telah pergi

Buat selama-lamanya

Tidak akan ada pengganti yang semisalnya

Hanya kenangan dalam lipatan penuh indah

Yang belum tentu akan dapat mengubati luka hatimu



Oleh itu wahai temanku

Ingatlah pesananku ini

Damaikanlah hati isterimu

Dengan wajahmu yang penuh ceria

Agar nanti engkau tidak menyesal

Membiar waktu dan peluang keemasan

Yang dipinjam Allah buat kita semua

No comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails